Saturday 27 October 2018

Ular Pelangi - Xenopeltis unicolor

Ular Pelangi

----------------------------------------------------------------------------------------------------
Mitos Tentang Ular Pelangi

.... mengisahkan tentang dewi pencipta yang berubah menajdi ular pelangi raksasa yang bertarung melawan puteranya, Chinimin.... 

Pengalamanku tentang Ular Pelangi

.... kirain ular kobra. Dari warna kulitnya yang hitam memantulkan kilaw cahaya mengkilap putih ... 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Dilansir dari : (www.hewankesayangan.com/ular/mengenal-ular-pelangi)

Rainbow Snake - Ular Pelangi merupakan jenis ular yang masuk dalam anggota suku Xenopeltidae. Ular Ular Pelangi diberi nama seperti ini sebab mempunyai lapisan transparan pada sisiknya yang membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya matahari. Dalam bahasa Inggris disebut dengan nama sunbeam snake atau iridescent earth snake. Nama ilmiah Ular Pelangi yaitu Xenopeltis unicolor (Schneider, 1799), merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (Xeno: aneh, ajaib; peltis: perisai)

Ciri Ciri Ular Pelangi

Pada sisi bagian atas tubuh (dorsal, punggung) ular pelangi berwarna coklat atau abu-abu kehitaman, merata / berwarna seragam serta berkilauan ketika terkena cahaya. Sisik sisik dorsal dalam 15 baris. Baris terbawah berwarna putih, beberapa baris berikutnya seperti warna punggung umumnya tapi dengan tepian berwarna putih. Sisi bawah tubuh (ventral) putih.

Ular pelangi muda memiliki kepala dan leher berwarna putih, kecuali moncongnya yang berwarna kecoklatan. Warna putih ini lambat laun menghilang bersamaan dengan bertambahnya besar ular.

Perisai atau sisik sisik besar di atas ubun ubun kepala berbentuk mirip belah ketupat. Tidak seperti ular pada umumnya, perisai pelipis / parietal kanan dan kiri tidak bersinggungan melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai frontal (dahi, di antara kedua mata) dengan perisai oksipital tengah yang berukuran besar. Keempat perisai itu berukuran hampir sama besar, serta bersama sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar lagi.

Panjang tubuh maksimum ular pelangi lebih dari satu meter, kebanyakan sekitar 80cm - 90 cm. Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau kurang. Sisik sisik ventral 173 buah - 196 buah, anal (yang menutupi anus) sepasang dan subkaudal (di bawah ekor) 24 pasang - 32 pasang.


Habitat Ular Pelangi

Ular pelangi biasa menghuni daerah lembap dan berawa rawa di sekitar pantai, sungai, persawahan, dan daerah berhutan. Pada dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian sekitar 1300 m dpl (David and Vogel, 1997). Sering juga ditemukan di sekitar pemukiman, utamanya di daerah terbuka dan rerumputan liar. Ular pelangi sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan serasah, atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari air.

Ular Pelangi termasuk mudah ditemukan serta menyebar luas mulai dari Tiongkok, India, Burma, Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya hingga ke Filipina. Di Indonesia, ular pelangi ditemukan di pulau pulau Sumatera, Kep. Mentawai, Simeulue, Nias, Jawa, Kep. Riau, Kalimantan hingga Sulawesi.

Mangsa utamanya adalah katak, kadal dan jenis jenis ular lain termasuk juga burung yang tinggal di atas tanah. Tweedie (1983) menyebutkan bahwa ular pelangi yang dipelihara dalam terarium juga mau memangsa tikus. Ular ini aktif di siang hari serta malam hari, walau begitu karena pemalu jarang terlihat di siang hari.

Ular Pelangi berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar), ular pelangi setiap kalinya mengeluarkan hingga 17 butir telur. Ular pelangi termasuk golongan ular yang tidak berbahaya. Ular Pelangi tidak berbisa serta umumnya tidak mau menggigit saat ditangkap. Ketika baru di pegang, ular pelangi sering menggetarkan ekornya kuat kuat. Ular Pelangi juga mengeluarkan cairan berbau memualkan seperti bau bawang putih yang keras untuk mengusir musuhnya.

Ular Pelangi mudah jinak serta relatif mudah dipelihara. di penangkaran, ular pelangi bisa mencapai usia lebih dari 13 tahun (David and Vogel, 1997). Mengingat kulitnya yang relatif tebal serta bermutu bagus, ular pelangi termasuk dalam salah satu sasaran para pemburu dan pedagang kulit ular. Sayang sekali, belum ditemukan informasi yang memadai mengenai keadaan populasinya di alam

No comments:

Post a Comment