Saturday 27 October 2018

Pengalamanku tentang Ular Pelangi

Ceirtanya begini......

Saat itu, tidak tahu jam berapa aku ingin buang air kecil. Namun ketika di depan pintu kamar mandi sepintas terlihat gerakan lambat benda kecil-panjang-berwarna hitam, hahahaaahhh.... (jangan ngeres). Pikirku langsung menebak bahwa itu pasti ular (yang jelas bukan "ular sakti" kepunyaan saya). Aku penasaran untuk memperhatikan lebih lama, tentu dengan sangat hati-hati takaut ular kobra karena berwarna hitam atau sejenisnya yang berbisa. Ular berukuran sebesar ibu jari saya (tidak usah repot-repot untuk membuktikan ukuran ibu jari saya) terlihat bergerak lamban mungkin karena tidak merasa terganggu dengan kehadiranku di dekatnya karena aku memperhatikannya pada jarak yang aman sekitar 1 meter. Terlintas juga dalam pikiranku, mungkinkah ular sawah? Atau ular hitam yang aku sendiri tidak tahu namanya (jangan marah) ? Daripada mengamati terus tanpa mendapatkan jawaban nanti bisa-bisa (bukan bisa ular) keburu kabur ular itu dengan cara masuk ke lubang pembuangan air yang pada saat itu ditutup tapi masih ada celah sedikit.

Segera aku mencari lampu senter tapi ternyata tidak ketemu sehingga secepat mungkin aku mengambil alternatif lain sebagai menerangan yaitu ponsel. Segera aku hidupkan lampu led pada ponsel saya. Aku arahkan cahaya ponsel ke arah ular dengan tetap menjaga posisi saya yang paling aman takut tiba-tiba ular itu melihatku dan berkata (Dasar kepo....,  ngapain kamu melihatku terus? Penasaran, sini mendekat jangan mengendap-ngendap kaya kuda kena struk begitu!.

Terus aku perhatikan ular berwarna hitam dengan tingkah yang lamban itu. Aneh memang. Setiap cahaya menerpa tubuhnya terlihat pancaran berkilawan walaupun samar. Kecerdasan tingkat dewa segera aku kerahkan untuk menyimpulkan, bahwa selama ini aku browsing di internet pernah menonton video (bukan video porno) jenis ular pelangi akan memancarkan kilau pelangi saat terkena cahaya matahari. Karena pada saat itu tidak ada cahaya matahari (karena mataharinya ada di bawah saya terhalang oleh planet bumi) maka kilawan cahaya ponsel yang dipantulkan tidak seterang kilaw cahaya matahari. Juga informasi yang aku dapatkan sebelumnya di internet bahwa ular pelangi tidak berbahaya.

Aku segera mencari ide untuk mengambil benda yang bisa digunakan untuk menangkap ular itu. Tengok kanan tengok kiri mencari sesuatu akhirnya aku melihat pipa pralon mempelihatkan penampakannya seolah-olah menawarkan bantuan kepadaku untuk melibatkan diri dalam proses penangkapan ular itu. Segera aku ambil pipa pralon yang tidak jauh dari posisiku sekitar dua meter. Begitu aku kembali ke posisi sebelumnya aku melihat ke dekat lubang pembuangan air ternyata ular itu sudah tidak ada. Kecewa memang. Tapi aku menjadi lega karena tidak usah repot-repot untuk menangkap ular itu dan tidak usah repot-repot menyerahkan pada para pecinta hewan reptil.

Masih tetap berhati-hati, aku meletakkan pipa pralon dan segera membutlkan penutup lubang air pembuangan supaya ular itu tidak masuk. Aku masih deg-degan saat itu. Walaupun ular pelangi tidak berbahaya, tapi aku belum perpengalaman dalam memelihara ular pelangi. Aku belum benar-benar yakin bahwa ular itu adalah ular pelangi dikarenakan tidak mungkin dalam kondisi cahaya remang-remang aku melakukan identifikasi, lagi pula ularnya keburu pergi.

Demikianlah pengalamanku tentang ular pelangi. Terima kasih sudah menyempatkan berkunjung ke sini.

Baca juga :
Mitos Tentang Ular Pelangi


No comments:

Post a Comment