Monday 22 October 2018

ULAR WELING dan ULAR WELANG

e
U L A R   W E L I N G

Ular WELING (Bungarus Candidus) adalah ular berbisa dari keluarga Elapidae. Ciri-ciri umum dari ular weling ini ialah memiliki garis lingkar hitam-putih kadang hitam-putih kekuningan. Jenis ular ini merupakan reptil nocturnal atau beraktivitas mencari makan di malam hari. 

Ciri-ciri fisik ular ini adalah Kepala oval, panjang tubuh dewasa sekitar 80 – 160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah dengan ukuran yang tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat, bagian bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari. Dengan habitat sawah, perkebunan, dekat pemukiman penduduk, perbukitan. Makanan utama ular ini adalah kadal, katak, tikus atau mamalia kecil lainnya.

U L A R    W E L A N G

Ular WELANG (Bungarus fasciatus) adalah ular berbisa dari keluarga Elapidae. Tubuh ular welang berwarna hitam dan kuning serta panjang tubuhnya rata-rata sekitar 1,8 m. Ukuran terpanjang ular welang ada yang mencapai 2,25 m. Ular welang senang berada di daerah pegunungan, hutan, dan terkadang berada di daerah persawahan. Ular welang adalah reptil yang aktif di malam hari (nokturnal). Biasanya, ular ini suka memangsa kodok, tikus, dan ikan

Awas! Hati-hati jika melihat ular Weling dan Welang.

Ular ini adalah ular dengan bisa Neurotoxin (menyerang sistem syaraf) yang sangat mematikan. Kekuatan bisa dari ular keluarga Elapidae ini 6 kali lebih mematikan dari ular COBRA. Ular ini bersikap tenang tidak agresif seperti cobra, jika merasa terancam, ular ini akan menyembunyikan kepalanya di bawah tubuhnya, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha mendekti. Walaupun tidak agresif tapi sekali gigit dapat membunuh manusia paling lama hanya dalam hitungan hari. Gigitan ular ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi racunnya dapat mengakibatkan korbannya merasa ngantuk yang hebat, sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit pada perut, pendarahan, sampai pingsan. Efek yang lebih berbahaya lagi adalah pada sistem syaraf dapat menyebabkan kelumpuhan. Korban yang terkena racun ular ini harus di bawa ke dokter secepatnya untuk mendapat pertolongan.



Persamaan Ular Weling dan Ular Welang :
  1. Jenis keduanya merupakan ular yang hidup dihabitat air seperti sungai, selokan, rawa, sawah, gorong-gorong, dan beberapa habitat yang umumnya berair.
  2. Memiliki bisa atau racun yang sangat berbahaya. Jenis bisanya neurotoxin (melumpuhkan sistem pernafasan, jaringan syaraf, dan merusak otak)
  3. Kanibal, alias memakan sesama ular. Ular yang biasa jadi sasarannya adalah jenis ular semi aquatic juga seperti ular kadut, ular duwel, ular lareangon, dll.
  4. Memiliki ciri-ciri warna hitam-putih. Sekilas tampak sama, tapi kalau dicermati ternyata ada perbedaan khasnya.
  5. Gerakannya stabil, tidak lambat, tapi tidak juga cepat. Tidak takut musuh. Hati-hati jika bertemu dengannya.
  6. Merupakan hewan nocturnal (mencari makan di malam hari).
  7. Type giginya proteroglypa (memiliki taring bisa panjang dan terletak di bagian depan).
  8. Keduanya menyukai terhadap adanya cahaya.
  9. Ukuran tubuh maksimal satu hingga satu setengah mete

Perbedaan Ular Weling dan Ular Welang :
  1. Bentuk tubuh ular weling berbentuk bulat, sedangkan ular welang berbentuk segitiga
  2. Bentuk ekor ular weling runcing panjang, sedangkan ular welang seperti terpotong
  3. Sisik bawah ular weling bewarna putih polos, sedangkan ular welang belang-belang hitam dan putih
  4. Ular weling memiliki belang yang hanya separuh bagian tubuhnya, sedangkan ular welang seluruh tubuh hingga melingkar.
  5. Pada saat diganggu oleh predator atau manusia cenderung diam dan mengamati, sedangkan ular weling melingkarkan tubuhnya dan menyembunyikan kepalanya
  6. Ukuran tubuh ular weling lebih kecil dibandingkan ular welang
  7. Gerakanular weling jauh leih lincah dibandingkan ular welang. Ular welang lebih cenderung diam dan menyembunyikan kepal.

Pertolongan Pertama Jika digigit ular berbisa seperti ular Weling dan Welang

Kesalahan penanganan awal gigitan ular dapat memperparah kondisi penderita. Yang mempengaruhi tingkat bahaya gigitan ular adalah jenis species ular dan cara penanganan awal. Jenis gigitan ular dapat mendeteksi apakah berbisa atau tidak, tetapi sulit untuk mendeteksi spesies ular tersebut.

Menurut penelitian, bisa ular mengalir melalui kelenjar limfatik atau kelenjar getah bening pada fase awal. Kelenjar getah bening terletak diatas otot tepat dibawah kulit kita. Sifatnya sangat lunak dan tipis, sehingga dia akan memompakan bisa ular ke seluruh tubuh seiring dengan pergerakan otot kita. Oleh sebab itu, dipakai cara baru untuk penanganan awalnya

Berikut cara penanganan gigitan ular yang benar:
1. Pasien harus dibuat rest dan tidak banyak bergerak (imobilisasi).
Caranya dengan cara spalk dari kayu, bambu, atau kardus atau sesuatu yg keras dan tidak mudah bergerak seperti pertolongan pada patah tulang. Jika ularnya golongan seperti weling atau king kobra atau ular papua seperti taipan maka dibalut dulu dengan elastik bandage, kemudian baru diimobilisasi dengan spalk kayu, bambu, atau kardus. Jika tidak ada elastik bandage, apakah boleh menggunakan kain? Tidak bisa, karena kain tidak elastik. Fungsinya elastik bandage adalah untuk menekan kelenjar getah bening. Jadi kalau tidak elastik akan berfungsi mengikat, sehingga membuat aliran darah terhambat dan jaringan rusak dan bisa diamputasi karena kematian jaringan

2. Lukanya di tutup tanpa perlu dikeluarkan darahnya atau ditoreh atau dihisap atau diikat.
Tidak ada waktu aman bagi penderita jika digigit ular berbisa. Kalau kita digigit ular berbisa, maka secepatnya harus dibawa ke pelayanan kesehatan dengan cara dibuat imobilisasi, karena kita tidak pernah tahu berapa banyak bisa ular yang masuk. Tapi kalau ular tidak berbisa memang tidak perlu tergesa. Kalau luka dalam, bahayanya hanya infeksi. Jika luka gigitan sudah masuk fase sistemik maka dibutuhkan antibisa ular. Jika penanganan awal gigitan ular bagus, maka tidak jadi sistemik. Sitemik artinya sudah merusak organ tubuh. Antibisa ular hanya dibutuhkan di fase sistemik dengan tanda gejala berupa perdarahan gusi, perdarahan di tempat gigitan yang tak berhenti, sesak nalas, dan tanda neurologis misalnya ngantuk dan kelopak mata atas jatuh, hingga gagal gunjal akut. Hasil laboratoriun pemeriksaan darah pun menunjukkan adanya peningkatan faktor pembekuan darah, yang artinya darah susah beku.
Sedangkan jika luka gigitan masih fase lokal, biasanya bengkak dan nyeri biasa saja, tidak ada perdarahan, sesak atau gagal ginjal mendadak. Jenis bisa ular itu macam macam ada yang menyerang darah , ada syaraf ,dan jantung atau otot atau membuat kematian jaringan atau nekrosis. Penanganan medisnya tergantung fase gigitan. Jika masih fase lokal, diberi analgesik dan imobilisasi saja. Kalau sudah masuk fase ssistemik, penangannya tergantung tanda sistemiknya.
 

No comments:

Post a Comment